Senin, 23/05 Guru dan Karyawan MA Nurul Iman Kesugihan mengikuti Silaturahmi dan Pembinaan Guru Madrasah di Gedung Olahraga “Toro” MTs Negeri 04 Cilacap. Sekurang-kurangnya hadir 500 Guru dari RA, MI, MTs dan MA se-Kecamatan Kesugihan yang termasuk pula dalam Perkumpulan Guru Madrasah (PGM) Indonesia cabang Kesugihan.
Ashadi, Kepala MTs Nurul Iman Kesugihan, selaku Ketua Panitia menyampaikan Silaturahmi dan Pembinaan kali ini menyongsong tema “Penguatan Moderasi Beragama”. “Program ini baru pertama kali dilaksanakan di lingkungan Madrasah, harapannya setiap tahun dapat terlaksana dan tentu dapat menjadi pemicu semangat bagi guru dan karyawan madrasah yang ada di Kecamatan Kesugihan khususnya”, ucapnya.
Selanjutnya Amin Hidayat, selaku Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PGM Indonesia cabang Kesugihan turut menyampaikan kemajuan madrasah tentunya berawal dari guru-guru yang hebat. “Maka melalui forum ini, kami sampaikan supaya tidak dilewatkan kesempatan-kesempatan yang sangat kita nantikan, khususnya untuk mewujudkan Madrasah Hebat,” ucapnya.
Nur Hasanah, mewakili DPD PGM Indonesia Kabupaten Cilacap, sangat menantikan kegiatan ini yang merupakan momen khusus terutama bagi guru madrasah. Mulai dari tingkat RA sampai MA hadir bersama dalam forum ini. “Forum perkumpulan seperti ini merupakan salah satu poin yang menjadikan PGM Cabang Kesugihan menjadi Forum teraktif yang ada di Kabupaten Cilacap,” ucapnya.
Melalui program ini, semoga dapat menjembatani aspirasi para guru khususnya di Kecamatan Kesugihan. Nur turut memohon dukungan untuk dapat mensukseskan agenda selanjutnya, “Telah kami agendakan di bulan Agustus untuk mengundang Direktur GTK Kemenag RI, Muhammad Zain untuk berdiskusi dan membekali para guru madrasah,” tambahnya.
Hadir sebagai pembicara utama dalam acara ini, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cilacap, Imam Tobroni mengapresiasi prestasi yang ditorehkan oleh para Guru Kesugihan. Dari tahun ke tahun, perkembangan kualitas madrasah terus meningkat. “Dulu masyarakat pesimis terhadap Kesugihan. Namun, sekarang kualitas tersebut dibuktikan seiring dengan adanya perguruan tinggi di Kesugihan dan para guru yang turut serta berkontribusi dalam forum nasional,” ucapnya.
Pada dasarnya, guru yang diharapkan oleh Imam yaitu guru yang memiliki sifat toleransi dan anti radikalis. Guru yang mampu memahami siswanya dan tidak melakukan kekerasan fisik maupun non-fisik.
Dalam Pembinaan ini, Imam menekankan bahwa guru-guru madrasah mampu menjawab tantangan global yang merasuki dunia pendidikan, yaitu era media sosial. “Pada saat ini, siswa dapat memperoleh ilmu dari mana saja termasuk media sosial. Namun, hal itu justru bertolak belakang dengan warisan orang tua kita bahwa ilmu itu harus diberikan oleh guru, entah itu kiai kampung maupun guru di sekolah,” katanya.
Kemudian, Imam mengibaratkan bahwa tingkat pendidikan dari RA, MI, MTs, dan MA seperti sebuah tubuh. Semuanya saling memahami dan berfungsi sebagai satu kesatuan. “Sebab kita harus mampu berkolaborasi dan bersinergi untuk mewujudkan madrasah yang kuat,” pungkasnya.